SEJARAH TREM
Awalnya, trem merupakan sebuah kendaraan yang dipakai
pada pertambangan untuk mengangkut barang-barang tambang. Fungsi utamanya
adalah agar memudahkan barang-barang tambang tersebut untuk dibawa/ditarik oleh
kereta kuda. Bentuk trem saat itu masih sederhana, prinsipnya hampir mirip
dengan kereta api. Trem juga memiliki rel dan gerbong. Perbedaannya, saat itu
gerbong masih terbuat dari kayu. Umumnya, gerbong yang dimiliki trem tidak
sebanyak kereta api. Gambar di bawah ini menggambarkan bentuk trem pada saat
masih digunakan dalam bidang pertambangan.
Setelah itu, mulai berkembang trem sebagai
alat transportasi kota. Memang masih menggunakan kereta kuda sebagai alat
transportasi. Perkembangan ini terjadi pertama kali di jalur New York dan
Harlem, Amerika pada tahun 1832. Sampai sekarang, jalur tersebut masih dipakai
sebagai jalur trem di jalanan kota. Perkembangan jalur trem selanjutnya
adalah di New Orleans pada tahun 1835. Setelah lebih dari 150 tahun digunakan,
jalur tersebut tetap digunakan untuk gerbong-gerbong yang digerakkan
menggunakan energi listrik.
Selanjutnya, pengusaha-pengusaha dari Amerika
memperkenalkan trem ke Benua Eropa. Dimulai dari Paris (1853),
Inggris (1860), dan Denmark pada tahun 1863. Tahun 1870-an merupakan masa
dimana inovasi baru trem ditemukan. Awalnya, semua dikarenakan
hambatan sumber daya alam. Karena, tidak selamanya hewan-hewan tersebut dapat
dipakai sebagai hewan penggerak kereta/trem. Maka, para teknisi
memikirikan untuk mencari inovasi baru. Sempat terpikir untuk membuat trem dengan
menggunakan tenaga uap. Memang kurang cocok untuk di daerah pinggiran kota.
Sehingga pada akhirnya trem dengan penggerak energi listrik menjadi
pilihan utama sebagai inovasi baru.
Trem pertama yang digerakkan dengan listrik
diperkenalkan di Berlin pada tahun 1879. Trem tersebut sebelumnya
digerakkan dengan baterai/aki yang harus dibawa bersama trem. Namun, Werner von
Siemens menemukan cara baru agar sumber listrik penggerak trem dapat
diletakkan di suatu tempat tertentu (tidak harus dibawa). Dengan cara tersebut
juga menjadi lebih hemat biaya. Sehingga sejak saat itu, energi listrik untuk
trem dialirkan melalui rel/jalur trem atau kabel yang
terdapat di atas, sepanjang jalur trem.
Dengan alasan keamanan dan keselamatan, kabel yang
terdapat di atas sepanjang jalur trem dikatakan tidak cocok untuk
lingkungan di jalanan kota. Pertama, kabel tersebut digunakan di jalur
Bessbrook dan Newry di Irlandia tahun 1885. Sebelumnya pernah mencoba bentuk
lain selain kabel di Paris pada tahun 1881 dan kota-kota lain di Eropa,
termasuk Frankfurt pada tahun 1884. Ternyata, penggunaan kabel tersebut
merupakan cara yang paling praktis dan solusi yang terbaik. Sehingga, banyak
digunakan di hampir seluruh jalur di dunia. Sebelum abad ke-19 berakhir, trem dengan
penggerak listrik sudah banyak bermunculan dan tersebar di Asia dan Australia.
Yaitu di Kyoto, Jepang; Bangkok, Thailand; dan Melbourne, Australia.
TREM DI INDONESIA
Ternyata, masa munculnya trem di Indonesia
munculnya hampir bersamaan dengan awal pertama kali trem tercipta di dunia ini.
Awalnya pada tahun 1869, bentuknya masih trem kuda. Trem kuda berupa
kereta panjang yang memuat 40 penumpang. Kereta tersebut ditarik 3-4 ekor kuda.
Trem kuda tersebut lewat 5 menit sekali dan beroperasi setiap hari mulai pukul
05.00-20.00. Tarif untuk menaikinya adalah seharga 10 sen.
Sesuai dengan perkembangan trem di Eropa dan
Amerika, pada tahun 1881, trem kuda digantikan oleh trem uap. Sama seperti
namanya, kereta tersebut sudah tidak berbentuk kuda tetapi sudah menjadi
lokomotif. Trem uap ini digerakkan dengan ketel uap.
Zaman itu, jalur trem dibagi menjadi 3 kelas.
Kelas pertama berisi orang-orang Eropa sebanyak 15% dari total penumpang di
kereta tersebut. Sedangkan kelas kedua disediakan untuk penumpang dari golongan
Timur Asing. Serta kelas terakhir atau kelas ketiga disediakan untuk penduduk
pribumi. Lokomotif untuk kelas terakhir bentuknya sedikit berbeda, begitu juga
fungsinya. Lokomotif kelas terakhir bentuknya seperti bak terbuka (pada zaman itu
disebut pikolan), dan difungsikan untuk mengangkut ikan, sayuran, buah-buahan,
dll.
Trem di Indonesia saat itu terdapat di
beberapa kota besar, contohnya Surabaya dan Jakarta. Di Jakarta sendiri,
terdapat 4 rute trem. Rinciannya sebagai berikut.
Rute 1
Berawal dari stasiun di pintu Gerbang
Amsterdam menuju Stadhuisplein (Taman Fatahillah) – Nieuwpoort Straat
(Jalan Pintu Besar Utara dan Selatan) – Molenvliet West (Jalan Gajah Mada) –
Harmoni
Rute
2
Rute ini merupakan lanjutan dari rute 1. Dari
Harmoni - Rijswijk (Jalan Veteran) - Wilhelmina Park (Masjid Istiqlal) - Pasar
Baru - Senen - Kramat - Salemba - Matraman - Meester Cornelis (Jatinegara)
Rute 3
Dari Harmoni menuju Tanah Abang - Kampung
Lima Weg (Sarinah) – Tamarin Delaan (Jalan Wahid Hasyim) – Kebon Sirih –
Kampung Baru (Jalan Cut Mutia) – Kramat
Rute 4
Rute ini merupakan cabang dari Rute 3. Dari
Harmoni menuju Istana Gubernur Jenderal (Istana Merdeka), Koningsplein (Medan
Merdeka) - Stasiun Gambir - Tugu Tani - Kampung Baru (Jalan
Cut Mutia)
Sekitar 20 tahun berjalan, seiring
perkembangan teknologi, trem uap tergeser oleh trem listrik. Trem listrik mulai
berjalan di Indonesia sejak tanggal 10 April 1899. Namun, trem uap masih
mengiringi kemunculan trem listrik hingga akhirnya dihapus pada tahun 1933.
Selama 27 tahun, trem listrik menjadi alat transportasi yang paling
nyaman dan paling banyak dimanfaatkan masyarakat Indonesia. Karena, hampir
seluruh Kota Jakarta saat itu dapat dilalui. Sayangnya, menurut Bung Karno, alat
transportasi yang diadopsi dari Eropa ini tidak cocok untuk di Jakarta. Lebih
cocok jika di Jakarta ini memiliki metro atau kereta bawah
tanah. Ketika trem telah dihapus dan dihancurkan, ternyata untuk membongkar
jalur trem biayanya lebih mahal. Sehingga, bekas jalur trem langsung diaspal.
Pengganti trem adalah bus-bus PPD, namun tidak dapat menggantikan kenyamanan
dan fungsi dari trem saat itu.
Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan
keberadaan trem di Jakarta (Batavia), Indonesia.
PERKEMBANGAN TREM
MASA KINI
Sekarang adalah era modern, dimana terjadi perkembangan
teknologi yang sangat pesat. Trem masa kini sudah sangat berbeda dengan trem di
masa sebelumnya. Dari segi bentuk, efisiensi, kecepatan, dan kapasitas.
Bentuk, tentu saja sudah sangat berbeda. Awalnya ditarik
kereta kuda dan masih terbuat dari kayu, hingga akhirnya ditemukan bentuk
seperti lokomotif. Sebenarnya tidak semua trem di dunia saat ini bentuknya lokomotif,
tapi memang mayoritas bentuknya adalah lokomotif. Contohnya trem yang terdapat
di Blackpool, Inggris. Trem ini memiliki jalur dari Blackpool ke Fleetwood.
Trem di Blackpool ini merupakan satu-satunya lanjutan dari trem generasi
pertama. Bentuknya sangat unik, atau lebih tepatnya bentuk trem ini menjadi
salah satu kekhasan dari Inggris. Karena, trem ini bentuknya mirip seperti bus
namun memiliki 2 tingkat. Biasa disebut double decker. Ini adalah
salah satu gambar dari trem tersebut.
Dari segi efisiensi, sebenarnya kecepatan dan kapasitas
menjadi faktor-faktor yang menjadi tolak ukur seberapa efisien trem di masa
kini. Bisa kita lihat dari salah satu negara maju di Eropa yaitu Jerman. Jerman
memiliki jaringan trem yang sangat luas dan mencakup seluruh wilayahnya. Hampir
di setiap kota besar pasti memiliki trem. Trem di Jerman memiliki bentuk
lokomotif, walaupun dari bentuk tersebut masih dibagi menjadi tipe-tipe lagi.
Tetapi, rata-rata trem di sana memiliki kecepatan yang cukup tinggi. Tergantung
dari kebutuhan dan kondisi kota. Bahkan, Jerman memiliki trem yang digunakan di
daerah pegunungan. Terdapat di Drachenfels, Koenigswinter dan Zugspitze,
Munich.
Kapasitas trem di Jerman juga besar. Sekali
rute/perjalanan dapat menampung orang dalam jumlah yang besar. Sehingga, dapat
mengurangi cukup banyak kendaraan yang beredar di jalan.
Selain menjadi alat transportasi kota biasa, trem juga
bisa dipakai sebagai salah satu fasilitas pariwisata. Di Melbourne, Australia,
di bagian kota, trem digunakan sebagai transportasi untuk wisatawan
berkeliling-keliling di kota. Hampir sama seperti Jerman, Melbourne memiliki
jaringan trem yang luas. Seperti yang telah dicatat pada tahun 2011, Melbourne
telah memiliki 487 trem, 30 rute, dan 1.763 pemberhentian trem. Trem yang
umumnya digunakan untuk para wisatawan adalah Yarra Trams. Mengapa Yarra Trams?
Sebenarnya, Yarra Trams adalah trem biasa yang memang fungsinya sebagai alat
transportasi kota. Tetapi, banyak wisatawan yang menggunakan Yarra Trams untuk
berkeliling di pusat kota Melbourne. Yarra Trams didirikan dan disahkan pada
bulan Oktober 1997. Yarra Trams merupakan salah satu trem yang patut untuk
dinaiki. Karena, memang Yarra Trams
membawa kita untuk melihat tempat-tempat di pusat kota yang sangat menarik.
Contohnya, Federation Square, Flinders Street, Melbourne National Library, dll.
Yarra Trams salah satunya terdapat pada gambar di bawah ini.
Mirip seperti di Jerman, Selandia Baru juga memiliki trem
yang berfungsi dan bekerja di daerah pegunungan. Trem ini terdapat di
Wellington. Hampir mirip pula dengan Melbourne, trem di sini digunakan sebagai
transportasi umum untuk berpariwisata. Trem yang berfungsi dan bekerja di
Wellington memiliki tujuan Botanical Garden. Trem ini
digunakan untuk mencapai Botanical Garden yang merupakan salah
satu tempat untuk berekreasi.
Dari Amerika, di San Fransisco juga terdapat trem yang
sebenarnya sangat menggambarkan trem dari masa lalu. Trem di San Fransisco
disebut cable car system. Trem di sana cukup unik. Trem
digunakan sebagai salah satu bentuk perlombaan. Sejak tahun 2002, dibentuklah
lomba yang disebut cable car-bell ringing contest. Setiap
tahunnya, lomba ini diselenggarakan setiap minggu kedua hingga minggu terakhir
bulan Juni. Cukup unik karena lomba ini menjadi perlombaan yang cukup serius
dan juaranya ditentukan oleh juri-juri yang serius pula.
KONSEP TREM MODERN (LIGHT
RAIL TRANSIT)
Trem atau trem kota memang merupakan alat transportasi
kota yang berbentuk lokomotif seperti kereta api. Alat transportasi ini
merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan. Biasanya trem atau Light
Rail Transit (LRT), terdiri dari 1 set atau 2 gerbong. Karena, bentuk
LRT disesuaikan dengan kondisi kota. Sehingga tidak boleh terlalu panjang. Bisa
juga terdiri dari 2 set atau 4 gerbong, tetapi jika terdiri dari 4 gerbong
disebut Heavy Rail Transit (HRT). LRT memiliki beberapa
keunggulan, di antaranya:
1. Dapat berbaur dengan lalu
lintas kota
2. Dapat berbelok dengan
radius kecil/tajam (sekitar 15 meter, sehingga dapat menyusuri bangunan tua
pusat kota, sedangkan HRT minimum dengan radius 150 meter)
3. Dapat naik dengan elevasi
hingga 12%, sedangkan HRT maxiumum 1%. Oleh sebab itu stasiun LRT sering berada
di atas jembatan layang
Keunggulan lain yang dimiliki LRT adalah dari
segi kapasitas. LRT mampu mengangkut 80.000 penumpang per jam. Walaupun masih
kalah bandingkan dengan HRT yang bisa mengangkut 140.000 penumpang per jam, LRT
masih lebih unggul dibandingkan dengan monorail dan busway. Monorail hanya
mampu mengangkut 40,000 penumpang per jam, sedangkan busway hanya
25.000 penumpang per jam.
Dengan kapasitas yang cukup besar, trem bisa
mengurangi kemacetan di kota. Selain mengurangi kemacetan, trem juga bisa
membantu mengurangi pencemaran lingkungan. Karena jika banyak orang yang
menaiki trem atau transportasi umum, jumlah kendaraan yang beredar di jalanan
kota pun akan berkurang. Sehingga, 2 masalah sekaligus bisa teratasi. Masalah
kemacetan dan lingkungan.