Selasa, 20 Desember 2011

Bakso Berformalin Dan Boraks

Makan bakso memang enak sekali. Bola-bola daging yang kecil hingga besar ini sangat enak disantap pada waktu hujan maupun panas. Kini bakso menjadi menu kegemaran masyarakat Indonesia. Kuah yang dimasak dengan tulang dan rawon gurih ditambah mie kuning dan bihun.

Bakso adalah makanan bergizi karena daging yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Hanya saja bakso akan menjadi beracun karena oknum pedagang yang menambahkan Formalin atau boraks pada bakso. Pengawet mayat tersebut ditambahkan dalam adonan bakso dengan tujuan untuk mempertahankan kesegaran bakso. Bakso akan basi dalam waktu tidak sampai seminggu. Tentu saja pedagang bakso akan merugi jika dagangannya tidak laku. Penggunaan borkas dapat membuat bakso tahan lama sehingga pedagang akan lebih untung.
Seorang penggemar bakso merinding membayangkan pengawet mayat yang dimasukkan dalam bakso. Apakah si pedagang memandang kita seperti mayat yang perlu mendapatkan boraks.
Boraks adalah zat kimia yang berbahaya. Memang jika dimakan tidak akan langsung membuat seseorang mati atau pingsan. Gejala penyakit akibat boraks ini akan terjadi pada jangka panjang. Boraks dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh seperti jantung, lever, ginjal, dan lain--lain.
Kadang pedagang juga menambahkan formalin pada baksonya. Formalin dapat mengawetkan bakso sehingga bakso tampak kenyal. Kalau ada bakso kenyal seperti karet perlu kita waspadai.
Belum cukup formalin dan boraks, kadang bakso ditambhakan pemutih. Pemutih ini seharusnya untuk tekstil lalu digunakan untuk bakso. Dengan putih bakso akan menjadi putih dan menarik daripada bakso yang abu-abu. Warna abu-abu pada bakso adalah karena daging bakso yang akan berubah menjadi abu-abu setelah direbus. Sebenarnya warna abu-abu ini adalah warna yang baik dan tidak mendapat tambuhan warna.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar