Minggu, 08 Mei 2011

TINGKAT INFLANSI 10 KOTA DI INDONESIA PADA TAHUN 2005-2006

 
 

NO
KOTA
2005
2006
1
Banda Aceh
41.11
9.54
2
Padang
20.47
8.05
3
Jakarta
16.06
6.03
4
Bogor
-
-
5
Bandung
19.56
5.33
6
Depok
-
-
7
Yogyakarta
14.98
10.40
8
Tanggerang
-
-
9
Makasar
15.20
7.21
10
JayaPura
14.15
9.52


14.153
5.608


Keterangan:
 
Penyebab inflansi tinggi pada tahun 2005

1.       1. Inflasi tahun 2005 dengan nilai sebesar 17,11% adalah inflasi tertinggi pasca krisis moneter Indonesia (1997/1998), tekanan akan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) diperkirakan menjadi faktor utama tingginya inflasi tahun 2005. Tingginya harga minyak di pasar internasional menyebakan Pemerintah berusaha untuk menghapuskan subsidi BBM. Hal tersebut sangat mempengaruhi kondisi makro ekonomi Indonesia mengingat konsumsi BBM mencapai 47.4 % (tahun 2000) dari total konsumsi energi Indonesia.
KENAIKAN harga BBM 1 Oktober 2005 makin menambah beban berat rakyat kecil dan berpenghasilan tetap, yang belum berkurang sejak kenaikan 1 Maret 2005. Kenaikan harga barang dan jasa pada triwulan I tahun 2005 meningkat lebih besar dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu, bahkan dibandingkan semester sebelumnya.
Kenaikan tertinggi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 10,21%, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (3,46%), kelompok perumahan 2,52% dan kelompok bahan makanan 1,21%. Keempat kelompok tersebut merupakan kelompok yang mengalami dampak terbesar dari kenaikan harga BBM.


Kenaikan harga BBM kali ini akan meningkatkan harga barang-barang lebih tajam dibanding yang lalu. Hal ini terjadi karena kenaikan harga BBM lebih tinggi, ekspektasi masyarakat terhadap perekonomian nasional makin melemah dan nilai tukar rupiah yang melemah.
Inflasi kadang-kadang berarti juga penerimaan yang lebih tinggi dari pemilik sumber daya. Jika dipandang dari sisi penerimaan, pada tingkatan tertentu inflasi tidak buruk. Tetapi apa pun alasannya, inflasi yang tinggi jauh di atas pertumbuhan ekonominya tetap mengundang kepedihan dan kekecewaan bagi rakyat.

Penyebab inflansi pada tahun 2006 mengalami penuruna

2.  Pada tahun 2006 yang lalu, kita kembali meraih kestabilan makro ekonomi. Berbagai indikator, yang pada tahun 2005 mengalami tekanan, di tahun 2006 mulai menunjukkan perbaikan. Tekanan inflasi yang cukup tinggi di awal tahun 2006, turun secara perlahan tapi pasti. Inflasi pada tahun 2006 mencapai 6,6% , atau berada di bawah kisaran sasaran yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan menurunnya inflasi, Bank Indonesia memiliki ruang untuk secara bertahap menurunkan BI Rate, dan sepanjang tahun 2006, Bank Indonesia telah menurunkan BI Rate sebanyak 300 basis points dari 12,75% menjadi 9,75%. Penurunan tersebut diambil untuk mempertahankan persepsi positif pelaku ekonomi, mendukung perbaikan iklim usaha, sekaligus menjaga stabilitas di pasar keuangan ditengah arus modal masuk untuk portfolio placements yang meningkat.
Stabilitas moneter yang cukup terjaga tersebut, yang didukung pula oleh kinerja Neraca Pembayaran Indonesia yang relatif baik dengan surplus sebesar 2,4% dari PDB dapat menyumbang pada stabilitas nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2006. Dan, karena itu perekonomian pun memiliki ruang untuk tumbuh lebih meluas (broad-based). Sejak paro kedua 2006 fase ekspansi perekonomian nasional mulai terlihat, meskipun belum cukup berimbang karena masih adanya berbagai hambatan pada iklim investasi dan ekonomi biaya tinggi. Investasi tumbuh lebih lambat dibanding tahun sebelumnya, sementara, ekspor dan permintaan konsumsi swasta masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi di keseluruhan tahun 2006. Dan, sejak paro kedua 2006 kita sudah mulai melihat peningkatan pertumbuhan kredit yang diikuti dengan percepatan belanja Pemerintah, sehingga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi, yang diperkirakan akan mencapai 5,5% .

Referensi:
- http://www.suaramerdeka.com/harian/0510/06/opi03.htm (OlehIhwan Sudrajat kamis 06 oktober 2005)   diambil tgl 08/05/2011 pukul:20:20
·      -  http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=211&Itemid=76  (oleh Burhanuddin Abdullah
Gubernur Bank Indonesia
 Kamis, 22 Maret 2007 ) diambil tgl 08/05/2011 pukul: 20:25

1 komentar:

  1. terimakasih banyak, salam kenal yah...
    jangan lupa kunjungi blog sederhana saya
    http://julfahmi25.blogspot.com/

    BalasHapus